Tumpukan sampah masih menghiasi sejumlah ruas jalan utama di Kota Denpasar hingga Minggu (23/11), meski perayaan Hari Raya Galungan telah berakhir beberapa hari sebelumnya. Kondisi ini terlihat jelas di sepanjang Jalan Ahmad Yani Utara, Jalan Yudistira, Jalan Sutoyo, Jalan Kapten Mudita, Jalan Ciung Wanara I, Jalan Setiabudi, Jalan Lembu Sora, Jalan Maruti, hingga Jalan Kebo Iwa Utara. Kantong-kantong sampah yang diletakkan di tepi jalan, pojok gang, hingga trotoar tampak menumpuk dan belum tersentuh armada pengangkut. Pemandangan tersebut bukan hanya mengganggu estetika kota yang dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga memicu kekhawatiran warga mengenai kebersihan lingkungan dan potensi munculnya bau tidak sedap serta risiko kesehatan. Sejumlah warga mengaku bahwa sampah sudah menumpuk sejak hari-hari menjelang Galungan dan tidak kunjung terangkut hingga akhir pekan. Beberapa warga menilai bahwa ketidakteraturan pengangkutan sampah pasca hari raya sudah kerap terjadi dari tahun ke tahun, terutama ketika volume sampah meningkat tajam akibat aktivitas upacara keagamaan, persiapan yadnya, serta rutinitas bersih-bersih rumah. Mereka berharap adanya penanganan yang lebih cepat dan terkoordinasi agar kejadian serupa tidak terus berulang, mengingat Denpasar sebagai ibu kota provinsi semestinya mampu menjaga kebersihan ruang publik secara konsisten. Kondisi trotoar yang sebagian tertutup sampah juga dikeluhkan pejalan kaki, karena mereka harus turun ke badan jalan untuk melintas, sehingga menimbulkan potensi bahaya lalu lintas. Selain itu, sampah yang terpapar hujan beberapa hari terakhir mengakibatkan sebagian kantong plastik rusak, membuat isi sampah berserakan dan semakin memperparah suasana. Tidak sedikit warga yang mengatakan mereka sudah berusaha menempatkan sampah pada titik yang biasa diangkut, namun karena keterlambatan armada, tumpukan semakin melebar dan sulit dikendalikan. Situasi ini semakin menegaskan perlunya manajemen persampahan yang lebih sigap, terutama pada periode-periode khusus seperti hari raya besar.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar mengakui adanya kendala dalam proses pengangkutan sampah beberapa hari terakhir. Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna, menjelaskan bahwa keterlambatan pengangkutan dipicu oleh sejumlah faktor teknis yang tidak bisa dihindari. “Ada beberapa truk rusak, ada sopir yang sakit, ditambah kondisi TPA agak krodit karena akses jalan becek dan licin akibat hujan. Ini menghambat pembuangan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa, selain armada yang berkurang akibat kerusakan, antrean panjang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) juga memperlambat ritme bongkar muat, sehingga satu truk membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke rute pengangkutan. Menurutnya, DLHK tengah berupaya melakukan percepatan dengan memperbaiki truk yang rusak serta mengatur ulang jadwal operasional armada yang masih berfungsi. Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk menyesuaikan waktu pembuangan sampah agar tidak menumpuk bersamaan pada titik yang sama. Kendati demikian, warga berharap DLHK dapat menambah armada cadangan dan memperkuat koordinasi lintas wilayah agar tidak terjadi penundaan pengangkutan secara berlarut-larut, khususnya saat musim hujan dan periode hari raya. Masalah sampah yang berulang pasca perayaan besar dinilai membutuhkan solusi jangka panjang, termasuk peningkatan fasilitas TPA, modernisasi armada, serta sistem pengelolaan sampah yang mampu mengantisipasi lonjakan volume secara signifikan. Sementara DLHK bekerja mengejar ketertinggalan, masyarakat hanya bisa berharap agar proses normalisasi segera kembali berjalan, sehingga Denpasar dapat kembali tertata, bersih, dan nyaman sebagai kota pariwisata dan pusat aktivitas warga.












Komentar